Sabtu, 09 April 2011

COKELAT, HMMMMMM YUMMMIIIIII.......



Hayyooooo, siapa yang gak kenal makanan yang satu ini, makanan yang populer di seluruh dunia, termasuk aku yang doooyyaaan banget makan coklat, tanyain deh siapa yag gak pernah seumur hidupnya belum pernah ngerasain yang namanya coklat, hmmmm....rasanya sulit deh, coz bisa dipastiin hampir semua manusia yang ada di muka bumi ini makan, atau setidaknya pernah makan yang namanya COKLAT.
YUP, kali ini teteh pengeet banget ngebahas soal makanan yang jadi favorit teteh satu ini, semua yang baik dan yang buruk tentang coklat. Pasti jarang ada yang tahu kan, kalau ternyata, coklat itu menyehatkan juga lhooo, tentunya, konsumsinya gaj berlebihan alias sesuai porsi. Sebab, di dalam Coklat, banyak sekali terdapat kandungan energi, protein, lemak, mineral, dan zat lainnya yang sangat baik untuk tubuh. Antioksidan yang banyak terdapat pada coklat juga dapat membuat seseorang menjadi awet muda. Selain itu, ada kafein yang bisa membuat seseorang merasa tenang, rileks, dan kembali bersemangat. Lemak yang menjadi zat yang paling dikhawatirkan bisa membuat orang jadi gemuk, memang jadi nilai minus si makanan satu ini, tapiiiii eits....jangan salah , sekalipun bisa bikin badan kita jadi tambah isi gara-gara makan coklat, tetapi lemak yang terkandung gak sebahaya lewan hewani kok...justru, di dalam lemak coklat tuh ternyata terdapat semacam zat yng namanya zat oleat, yaitu lemak tak jenuh yang bisa ngasih efek positif bagi kesehatan jantung kita, naaahhhh......masih berpikir kalo coklat tuh gak ada manfaatnya?????
sejauh kita mengonsumsi coklat sesuai takarannya, gak akan ada masalah koq, terutama masalah sama berat badan, tpi ya itu, sekali lagi, sesuai ama porsi asupan makanan untuk tubuh kita, jangan sampai kebablasan , karena sampai sekarang belum ada anjuran yang spesifik seberapa banyak konsumsi coklat yang bisa kita cerna dalam tubuh kita, jadiiii....berpikir yang bijak yaa.....hehe.......

Makan coklat bukan berarti gak ada efek sampingnya, selain obesitas, teror gigi berlubang juga bisa singgah di badan kita kalo kita terlalu banyak makan coklat, trus ngebersihin giginya kurang bener, makanya, kalo habis makan coklat biasakan kita langsung sikat gigi, jangan dibiarin aja.

Coklat memang sooo yummmyyyy, dengan bentuk dan rasa yang unik,kita sering "melting" ketika mengonsumsi coklat, apalagi banyak varian makanan yang bisa dibuat dari bahan makanan satu ini, sebut aja mulai dari roti isi coklat, eskrim rasa coklat, cookies coklat, minuman rasa coklat, permen coklat, sampe coklat batangannya sendiri, wuiihhh....gak kebayant berapa banyak macam variasi yang bisa dibuat oleh sebuah coklat. Satu lagi nih, saking tuanya nih jenis makanan satu ini, terdapat banyak sekali keunikan yang tentang coklat itu sendiri, beberapa diantaranya seperti :

 MUSEUM COKLAT
Museum ini adalah Lindt Chocolate Museum di Cologne, Jerman. Sebagian museum ini adalah pebrik coklat, di dalam tur museum ini, kita bisa mencicipi berbagai macam coklat dan menjajal jadi "pencicip profesional" (hmmmm....teteh jadi pengen kesana, kapan yaaaa) 






Selanjutnya, kalo kalian lihat gambar disamping kanan ini, pasti kalian gak bakal ada menyangka, kalo ternyata gambar coklat yang bentuknya jelek kayak ini, ternyata adalah coklat TERMAHAL DI DUNIA, whaattttt??????iya, nama coklat ini adalah CHOCOPALAGIE, yang dibuat oleh koki asal Denmark bernama FRITZ KNIPSCHILDT, dan pengen tahu harganya? USD 2.600, atau sekitar 25 juta rupiah, untuk per 450 gram, gile beneerrrrr.......
    Kemudian yang ini lagi nih, ini adalah permen coklat yang umurnya paling tua, diperkirakan sampai saat ini umur nih permen udah mencapai 106 tahun (manusia aja belum tentu sampe umur segitu). konon sejarahnya, permen coklat ini awalnya dibuat untuk menandai perayaan penobatan raja Edward, Ahli waris Ratu Victoria pada 26 Juni 1970 (ada yang mau icip nggak ya....hehehe, aku mah ogahhh)





Coklat juga ternyata punya sejarah yang cukup unik, coklat sebenarnya adalah sebutan makanan yang berasal dari biji kakao. Diperkirakan,tumbuhan biji kakao (bahan dasar pembuat coklat)  ini berasal dari daerah Amazon utara sampai ke Amerika tengah. Mungkin sampai ke Chiapas, bagian selatan meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon, dan munkin juga membuat coklat di sepanjang teluk di selatan meksiko. dokumentasi paling awal tentang coklat adalah ditemukan penggunaannya pada sebuah situs pengolahan coklat di Puerto Escondido, Honduras sekitar 1100-1400 SM. Residu yang diperoleh dari tangki-tangki pengolahan ini mengindikasikan bahwa pada awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan untuk membuat minuman saja, namun selaput putih yang terdapat pada biji kakao lebih condonh digunakan sebagai sumber gula dalam pembuatan minuman beralkohol.
Menurut sejarahnya, coklat awalnya diminum bukan dimakan,residu coklat ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku maya kuni di Rio Azul, Guatemala utara, menunjukkan bahwa suku Maya meminum cuklat sekitar tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon "Kakawa" yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolatl yang berarti minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa. Namun, coklat juga tampaknya menjadi simbol kemakmuran, cara menyajikannya pun tak sembarangan, dengan memegang wadah cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu bernilai. Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter), namun kadang-kadang ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya memiliki kebiasaan pentinh makan dan minum bubur yang mengandung coklat. Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit sehingga harus difermentasi terlebih dahulu agar rasanya dapat diperolah. Setelah dipanggang dan dibubukkan hasilnya adalah coklat atau kokoa. Diperkirakan kebiasaan minum coklat suku Maya dimulai sekitar tahun 450-500 SM, konon, konsumsi coklat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu. Suku maya mengonsumsi coklat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada merah, vanila, atau rempah-rampah lain. minuman xocoatl juga dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan yang mungkin disebabkan oleh kandungan theobromin di dalamnya.

Ketika peradabn Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa Toltec, biji kokoa menjadi komoditas utama Meso-Amerika. Pada masa kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji kokoa. Bagi suku Aztec biji kokoa merupakan makanan "Para Dewa" (theobroma, dari bahasa yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan atau sebagai hadiah. Coklat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam kebudayaan mereka yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec, biji kakao (cocoa bean) sering digunakan sebagai mata uang. Sebagai contoh suku indian Aztec memakai sistem perhitungan dimana satu ayam turki seharga seratus biji kokoa dan satu biji alpukat seharga tiga biji kokoa. Sementara tahun 1544 M, delegasi maya Tekchi dan guatemala yang mengunjungi istana Spanyol dengan membawa hadiah, yang diantaranya adalah minuman coklat.

Di awal abad ke-17, coklat menjadi minuman penyegar yang digemari di Itana Spanyol, sepanjang masa itu, coklat menyebar diantara kaum elit di eropa. kemudian lewat proses yang demokratis harganya menjadi cukup murah, dan pada akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas pedagang. Kira-kira setelah seratus tahun kedatangnnya di Eropa, begitu terkenalnya coklat di London, sampai didirikan "rumah coklat" untuk menyimpan persediaan coklat, dimulai di rumah-rumah kopi, rumah coklat pertamg dibuka pada 1657.

Di tahun 1689, seorang dokter dan kolektor bernama Hans Sloane, mengembangkan sejenis minuman susu coklat di jamaika yang awalnya diminum oleh suku Aphotekari, namun minuman ini kemudian dijual oleh cadbury bersaudara. Semua coklat awalnya dikomsumsi sebagai minuman, baru pada tahun 1847 ditemukan coklat padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempah-rempah yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila, juga mengganti banyak bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang memerlukan ambergris, semacam zat keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus, hingga bahan lebih umum seperti kayu manis dan cenngkeh, namun yang paling sering ditambahkan adalah gula. Sebaliknya, coklat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis.

Coklat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun sering dimainkan, bubuk coklat diemulsikan dengan kabornasi kalium atau natrium agar lebih mudah bercampur dengan air (dutched, metode yang ditemukan oleh orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan  membuang banyak lemak kokoa (deffated), digiling sebagai cairan dalam gentong khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi coklat susu (milk chocolate)

Rasa asli dari coklat sendiri sebenarnya masih sulit didefinisikan. Dalam buku berjudul Kaisar Coklat (Emperors Of Chocolate), Joel Glenn Brenner menggambarkan riset terkini tentang rasanya. Menurutnya rasa coklat tercipta dari campuran 1200 macam zat, tanpa satu rasa yang jelas-jelas dominan. Sebagian dari zat itu rasanya ada yang sangat tidak enak kalau berdiri sendiri, karenanya, sampai kini belum ada rasa coklat tiruan.

Efek psikologis yang timbul saat menikmati coklat dikarenakan titik leleh pada lemak kokoa ini terletak sedikit dibawah suhu normal manusia. sebagai ilustrasi, bila kita memakan sepotong coklat, lemak dari coklat tersebut bakalan lumer du mulut, makanya, kalo kita makan coklat tapi ternyata tuh coklat bukannya langsung lumer tapi malah tertinggal di gigi, itu artinya coklat yang kita makan adalah coklat yang berkualitas rendah, karena coklat berkualitas tinggi akan langsung lumer ketika kita menggigit coklat itu dan menaruhnya di lidah, buktikan sendiri deh kalo nggak percaya, sebagai referensi, beli coklat dengan merk Silver Queen, dengan coklat yang bermerek Cadbury atau Delvi, pasti bisa ngerasain perbedaannya.

Nah, balik lagi ke efek psikologis saat kita makan coklat, lumernya lemak kokoa ini menimbulkan rasa lembut yang khas di mulut, riset terakhir dari BBC mengindikasikan bahwa lelehnya coklat di dalam mulut meningkatkan aktivitas otak dan debaran jantung yang lebih kuat daripada aktivitas yang dihasilkan dari ciuman dari mulut ke mulut, dan juga akan terasa akan empat kali lebih lama bahkan setelah aktivitas ini berhenti.

Pemalsuan rasa coklat sering terjadi karena kokoa adalah bahan yang relatif mahal dibandingkan dengan gula atau minyak nabati. kedua bahan ini sering digunakan sebagai bahan pengganti kokoa. Lemak kokoa sering digantikan dengan minyak yang lebih murah, seperti lesithin dari kedelai dan minyak palem. selain soal harga, dengan kedua bahan ini pelapisan coklat menjadi lebih mudah. Perbandingan kokoa padat (komponen nonlemak pada biji yang digiling), juga cenderung rendah. Dalam coklat batangan misalnya, sekitar 20% gula-gula itu diisi coklat.

Coeklat premium, disisi lain, biasanya mengandung sekitar 50%-70% coklat padat. Karena mengandung sedikit gula dan mungkin juga mengandung minyak nabati, coklat pekat ini mengandung lebih sedikit kalori dari produk coklat pada umumnya. Pantaslah bila para pencinta coklat sering "protes" gara-gara coklat sering disalahkan untuk masalah yang sebenarnya disebabkan oleh penggunaan gula yang berlebihan.

Cokelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina, dan anandamida yang memiliki efek fisiologis pada tubuh. Kandungan-kandungan ini banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak, menurut ilmuwan, cokelat yang dimakikan dalam jumlah normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah (tapi ya....lagi-lagi nggak dijelasin seberapa takaran cokelat yang bisa dimakan). Cokelat hitam akhir-akhir ini banyak mendapatkan promosi karena menguntungkan kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah sedang.

Eh....ternyata kandungan teobromin yang ada dalam cokelat bisa jadi racun yang mematikan bagi beberapa hewan loh, diantaranya adalah kuda, anjing, burung kakak tua, tikus-tikus jenis kecil dan kucing (khususnya anak kucing), ini dikarenakan metabolisme tubuh mereka tidak dapat mencerna kandungan kimia ini secara efektif. Bila mereka diberi makan cokelat, maka kandungan teobromin akan tetap berada di dalam aliran darah hewan-hewan ini selama 20 jam, akibatnya hewan-hewan ini mungkin mengalami epilepsi dan kejang-kejang, serangan jantung, pendarahan internal, dan pada akhirnya menyebabkan kematian. Penanggulangannya adalah dengan merangsang hewan-hewan ini agar memuntahkan cokelat dan secepat mungkin membawa mereka ke dokter hewan.               

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar